Rokat Tase’ juga disebut Petik Laut, atau Larung Sesaji bagi masyarakat Jawa, merupakan peristiwa ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberi limpahan hasil ikan tangkapan di laut.
Demikian pula yang dilakukan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, berlangsung hitmad pada 12 Januari 2012. Upacara ritual Rokat tase’ yang sebelumnya diawali parade kesenian tradisi masyarakat setempat, dimulai arakan sesaji yang akan dilarung ke laut serta pertunjukan ludruk (ketoprak) dengan mengambil cerita sekitar sejarah terjadinya rokat tase’.
Peristiwa rokat tase’, ujar Muhammad, salah seorang tokoh dan pelaksana acara upacara rokat tase’ yang ditemui Lontar Madura dikediamannya, bahwa rokat tase’ terlah berlangsung dari generasi ke generasi.
Para penduhulu mereka, konon menurut Muhammad, salah seorang pelaku rokat tase’, pada jaman dulu, katanya, ada seorang kesohor dengan pembatunya ketika menjala ikan di laut (setelah sekian lama tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan) tiba-tiba mendapatkan ikan besar. Namun, ketika ikan itu diraihnya ikan tersebut berbicara dan meminta agar dilepaskan kembali, dan ikan itu berjanji akan menggantikan tangkapan ikan yang lebih banyak.
Atas permintaan ikan tersebut, sang tokoh tentu melepaskannya. Anehnya, sambung Muhammad, “pada tangkan ikat selanjut, dia benar-benar menghasilkan tangkapan ikan yang melimbah”.
Pada saat setelah itulah, secara rutin, setiap tahun, yang biasanya dilakukan bulan pertama, dia dan masyarakat nelayan setempat melakukan rokat, yaitu selamatan memberi sekedah ke laut. Dan selama melakukan rokatan itukan, kehidupan nelayan setempat menjadi makmur. Meski demikian, katanya, mitos yang dibangun dari cerita tersebut dilakukan sebegai bentuk tradisi memungkinkan masyatakat nelayan menjadi lebih bergairah ketika sedang melaut.
Mengingat masyarakat Desa Tanjung menganut Islam yang taat, dalam prosesi rokat tase’, mereka melibat para ulama dan kiyai untuk menyambung doa. Maka menjelang pelepasan (larung) sesaji ke laut dilakukan doa bersama yang diawali dengan sholawatan dan tahlilan dengan harapan doa-doa tersebut mengantar para nelayan mendapat hasil yang melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar