Rabu, 10 Juni 2015

Praktek Menkafani Mayat With D'ACE

Mapel fiqih kelas X Aksel udah nyampek bab jenazah nih kabarnya sih bakalan ada praktek bungkus jenazahnya. Wih keren kayaknya haha :D

Sempat bingung sih siapa yang bakalan mau jadi mayatnya, eitts mayat boongan loh ya bukan beneran kan praktek J. Satu kelas dibagi menjadi du kelompok, kelompok puta dan kelompok putri. Yang bersedia jadi mayat di kelompok putra yaitu Zaiful Anam atau yang akrab dipanggil ‘abang’ dan yang bersedia menjadi mayat di kelompok putri adalah Khirunnisa’.
Setelah Ust.Ahid selesai menjelaskan bagaimana proses mengkafani mayta yang benar menurt islam kini tiba saatnya praktek yey..


Setelah prakek selesai kita seru seruan potret deh.. ini dia hasil potretnya.....




OUTBOUND KELAS AKSELERASI MAN BANGKALAN

Setelah menjalani UKK kelas akselerasi MAN Bangkalan mengadakan Outbound ke Pacet,Mojokerto. Sehari sebelum pemberangkatan semua siswa diwaajibkan untuk menginap di MA Bangkalan. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini adalah 39 anak, 20 anak dari kelas X Aksel dan 19 anak dari kelas XI Aksel.
Kegiatan selama bermalam di sekolah adalah acara pembukaan yang dipimpin oleh bapak Fathor, kepala MAN Bangkalan. Setelah acara pembukaan kita foto bersama di lapangan MAN Bangkalan yang keren banget, setelah itukarena adzan maghrib sudah berkumandang kita semua melaksanakan sholat maghrib berjamaah dilanjutkan dengan pembacaan sholawat dan doa bersama agar perjalanan Outbound esok hari bisa berjalan dengan lancar.
Tepat pukul satu semua siswa sudah bangun dan langsung melaksanakan sholat sunnah tahajjud dan langsung bersiap siap untuk berangkat ke Pacet. Bis akan berangkat menuju Pacet setelah subuh. Rombongan Outbound akselerasi MAN Bangkalan berangkat ke Pacet dengan 2 bis. Tidak hanya sisa kelas Akselerasi ada juga beberapa guru yag ikut mendampingi acara Outbound.
Alhamdulillah rombongan sudah sampai di Pacet. Subhanallah... kami semua takjub dengan pemandangan yang terhampar indah, pegunungan, perkebunan, cuaca yang sejuk. Setelah makan siang di Bascamp kami langsung menuju ke suatu tempat unuk melakukan permaianan dinamika kelompok dan uji adenalin dengan menaiki flying fox. Setelah itu kami menuju ke air terju. Perjaalana menuju air terjun tidaklah mudah, tanjakan, turunan kaki serasa sangat pegal. Tetapi semua itu terbayar setelah melihat pemandangan ari terjun yang keren banget.

Selepas dari air terjun kami semua kembali ke bis untuk siap-siap sholat duhur kemudian menju ke vila. Di vila kami sholat ashar berjamaah dan kembali lagi melakukan permainan dinamika kelompok. Setelah sholat maghrib berjamaah dan makan malam rombongan kembali ke Bangkalan.sekiar pukul 10 malam rombongan sudah sampai di MAN Bangkalan.











Class meeting di MAN Bangkalan seru banget. Banyak  jenis perlombaan yang diadakan oleh SIS MAN Bangkalan diantaranya futsal, pecah balon, story telling, pidato bahasa inggris (speech), ambil koin, catur, badminton, dan memakai surban. Class meeting kali ini kelas X Aksel digabung dengan kelas XI Aksel.

Class meeting ini berlangsung selama tiga hari dengan macam perlombaan yang bereda disetiap harinya.







Akhirnya alhamdulillah kelas akselerasi banyak memenangkan perlombaan diantaranya juara 2 lomba badminton, juara 2 lomba pecah balon, juara 1 lomba story telling dan juara 1 lompa speech ^^ seneng banget >_<



Al-banjari D'ACE


Masih bersama pengalaman pribadiku bersama D’ACE. Kali ini persiapan untuk lomba al-banjari dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sempat bingung sih mau ngebawain lagu apa. Masalahnya ini pertamakalinya kita ikut beginian. Setelah menentukan siapa saja yang ikut dan lagu apa yang bakalan dibawain akhirnya kita mulai untuk latihan.
Hari pertama latihan masih belum kompak rasanya -__- tapi kita gak nyerah, masih ada waktu 3 hari lagi yang bsa dimanfatkan buat latihan. Dan alhamdulillahnya 2 hai terakhir ps latihan kita sudah bisa kompak.
Tiba saatnya hari perlombaan. Perlombaan al-banjari berlangsung di aula MAN Bangkalan. Kelas kita tampil diurutan perdana Oh My God >_< hai gugup J .optimis juara sih , tapi gak optimis optimis banget soalnya kelas lain penampilannya juga keren-keren.
Semua pada nanya “siapa yang menang ya?” hingga akirnya besok sudah acara Maulid Nabi. Hmmm... mungkin pemenangnya diumumin pas acara Maulid entar deh. Tiba – tiba pas ketua kelas masuk ke kelas ngumumin kalau al-banjari kelas kita besok disuruh tampl pas acara Maulid. What!!??? Pertanda apakah ini..?? mungkinkah kita menang?? Semua anak anak kelas pada bigung, tapi entahlah, gak boleh ke GRan dulu :D
Hingga keesokan harinya acara Maulid pun berlangsung dan al-banjari kelas X Aksel di panggil untuk menampilkan sholawat. Kagetnya pas MC bilang kalau tim al-banjari yang tampil adalah tim al-banjari yang meraih juara 1 pas lomba kemaren. Alhamdulillah... kita bersyukur banget, seneng sekaligus gak nyangka bisa juara 1 :D

Selasa, 09 Juni 2015

Tari Pecut


TARI PECUT 1
Tari pecut merupakan sebuah tarian yang dilakukan secara massal oleh remaja putra dan putri dengan gerakan-gerakan yang syarat dengan makna penghormatan terhadap tamu, masyarakat yang agamis, dan pencerminan manusia sebagai makhluk sosial. Tari pecut ini menggambarkan proses perjalanan hidup manusia yang didalamnya akan mendapatkan pengalaman hidup, sebagai penentu perilaku selanjutnya didalam menjalani kehidupan dimana pesan-pesan yang yang terdapat pada tari pecut mengacu pada tingkah laku manusia itu sendiri terhadap sesama, alam semesta dan terhadap sang Pencipta yang menyimbolkan karakter masyarakat Madura yang berjiwa sosial tinggi terhadap sesama dan masyarakat yang agamis dalam segala segi kehidupannya.
Gerakan Tari Pecut
Tari pecut adalah sebuah bentuk tari yang merupakan satu kesatuan gerak tari, dimana keberadaan gerak tersebut saling terkait erat antara gerak yang satu mendukung gerak yang lainnya. Keseluruhan gerak tersebut melahirkan keutuhan makna dari pertunjukan tari pecut. Adapun gerak yang dilakukan sangat sederhana, hal ini merupakan salah satu ciri pertunjukan jenis tari rakyat yakni gerak tari yang sederhana, sebagian besar merupakan pengulangan gerak, tidak terlalu mementingkan keindahan dan yang diperlukan hanya tercapainya kehendak serta tujuan yang dimaksud.
Tari pecut sebagai hasil kreasi seni budaya masyarakat Madura tidak lepas keberadaannya dengan tradisi karapan Sapi yang melatarbelakangi lahirnya tari pecut. Di Dalam tari pecut terdapat beberapa bentuk simbol berupa gerakan yang mempunyai arti yaitu:
Gerak Tabur Bunga mempunyai makna menyambut tamu istimewa
Gerakan saat Doa mempunyai makna bahwa setiap sesuatu harus di awali degan doa kepada Tuhan sebagai cerminan masyarakat yang agamis.
Tongghul Pecut maknanya orang Madura yang teguh pendirian.
Gerak Onclang mempunyai makna setiap manusia yang saling membutuhkan, tolong menolong dan menghargai sesama sebagai ciri makhluk sosial.
Gerak Tabangan mempunyai makna menggambarkan kesiapan manusia dalam menghadapi tantangan hidup.
Gerak Mokol Sape mempunyai makna keharmonisan atau keselarasan dalam kehidupan dengan menjaga hubungan baik antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Gerak Kemenangan bermakna sebagai rasa ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur kepada Tuhan.

Rokat Tase'





Rokat Tase’ juga disebut Petik Laut, atau Larung Sesaji bagi masyarakat Jawa, merupakan peristiwa ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberi limpahan hasil ikan tangkapan di laut.
Demikian pula yang dilakukan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, berlangsung hitmad pada 12 Januari 2012. Upacara ritual Rokat tase’ yang sebelumnya diawali parade kesenian tradisi masyarakat setempat, dimulai arakan sesaji yang akan dilarung ke laut serta pertunjukan ludruk (ketoprak) dengan mengambil cerita sekitar sejarah terjadinya rokat tase’.
Peristiwa rokat tase’, ujar Muhammad, salah seorang tokoh dan pelaksana acara upacara rokat tase’ yang ditemui Lontar Madura dikediamannya, bahwa rokat tase’ terlah berlangsung dari generasi ke generasi.
Para penduhulu mereka, konon menurut Muhammad, salah seorang pelaku rokat tase’, pada jaman dulu, katanya, ada seorang  kesohor dengan pembatunya ketika menjala ikan di laut (setelah sekian lama tidak mendapatkan hasil tangkapan ikan) tiba-tiba  mendapatkan ikan besar. Namun, ketika ikan itu diraihnya ikan tersebut berbicara dan meminta agar dilepaskan kembali, dan ikan itu berjanji akan menggantikan tangkapan ikan yang lebih banyak.
Atas permintaan ikan tersebut, sang tokoh tentu melepaskannya. Anehnya, sambung Muhammad, “pada tangkan ikat selanjut, dia benar-benar menghasilkan tangkapan ikan yang melimbah”.
Pada saat setelah itulah, secara rutin, setiap tahun, yang biasanya dilakukan bulan pertama, dia dan masyarakat nelayan setempat melakukan rokat, yaitu selamatan memberi sekedah ke laut. Dan selama melakukan rokatan itukan, kehidupan nelayan setempat menjadi makmur. Meski demikian, katanya,  mitos yang dibangun dari cerita tersebut dilakukan sebegai bentuk tradisi  memungkinkan masyatakat nelayan menjadi lebih bergairah ketika sedang melaut.
Mengingat masyarakat Desa Tanjung menganut Islam yang taat, dalam prosesi rokat tase’, mereka melibat para ulama dan kiyai untuk menyambung doa. Maka menjelang pelepasan (larung) sesaji ke laut  dilakukan doa bersama yang diawali dengan sholawatan dan tahlilan dengan harapan doa-doa tersebut mengantar para nelayan mendapat hasil yang melimpah.

PASAREAN BATU AMPAR

Seperti hal nya di daerah lain, Madura pula mempunyai tempat wisata religi sekaligus memiliki nilai sejarahnya tersendiri yang sangat melekat erat dengan kehidupan masyarakat setempat. Pasarean Batu Ampar ini salah satunya, merupakan komplek makam para ulama yang di keramatkan dan disegani oleh masyarakat setempat. Dimana setiap harinya tempat ini tak pernah sepi dari para peziara.
Lokasi Dan Transportasi
Lokasi makam keramat Pasarean Batu Ampar ini berada di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Lebih tepatnya berada sekitar 15 Kilometer dari Pusat Kota Pamekasan atau sekitar satu jam perjalanan darat dengan kendaraan dari Kota Sampang.
Untuk menuju kesana tidak banyak angkutan umum yang bisa anda cari. Apalagi jika menjelang malam, dapat dipastikan tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi. Namun anda tidak perlu khawatir karena anda dapat memilih ojek sebagai angkutan alternatifnya.
Ongkosnya bermacam-macam, tidak ada harga khusus yang ditetapkan, untuk itu anda harus lebih pintar untuk menawarnya. Jika anda ingin lebih nyaman atau kebetulan datang berombongan maka sebaiknya anda menyewa mobil saja dari Kota.
Disana banyak tersedia jasa penyewaan mobil yang bisa anda gunakan. Jenis mobil yang disewakan seperti APV, Xenia, Avanza dan Innova. Tarif yang di pasang pun bermacam-macam, tergantung dari jenis mobil yang akan di sewa. Biasanya berkisar antara Rp 500.000*) – Rp 600.000*) per harinya dengan waktu pemakaian selama 12 jam. Dengan harga sewa tersebut anda tidak perlu lagi bingung karena rata-rata pihak penyedia jasa sudah menyertakan dengan sopir dan bahan bakarnya pula.
Wisata Dan Sejarah Singkat
Batu Ampar berasal dari Bahasa Madura yang berarti Bato (batu) dan Ampar (berserakan secara teratur), maksudnya batuan yang terhampar secara rapi dan teratur. Pasarean Batu Ampar merupakan tempat makam KH. Abdullah yang merupakan putra dari KH. Abdul Kidam dan Nyai Asri. Beliau pula memiliki nama lain yang lebih dikenal dengan nama Bindara Bungso.
Menurut cerita saat itu pada waktu KH. Abdullah beranjak dewasa, beliau di asuh oleh pamannya yang bernama KH. Abdul Rachman dan di pesantren kakeknya yang bernama KH. Khotib Sendang beliau belajar ilmu agama. Saat itu KH. Abdullah diajak sang Paman berangkat menuju Alas Raba Pamekasan untuk mengajarkan agama Islam atas dasar nasihat dari gurunya.
Pada saat mereka berangkat, Pamekasan pun mendapat musibah paceklik yang berkepanjangan. Sampai pada suatu malam Raja Pamekasan sendiri mendapat mimpi tentang keberadaan KH. Abdullah dan pamannya di Alas Raba Pamekasan dan karena mimpinya itu, keesokan harinya sang Raja pun bergegas menuju Alas Raba untuk mencari mereka berdua.
Setibanya disana sang Raja akhirnya terkejut saat bertemu dengan mereka, ternyata mimpinya saat itu benar. Atas dasar itulah akhirnya Raja memberi titah kepada patihnya untuk mendirikan sebuah rumah dan langgar yang nantinya akan di urus oleh KH. Abdullah dan Pamannya.
Setelah bangunan yang di perintahkan itu selesai dibuat, saat itulah hujan pun kembali turun yang akhirnya membuat bumi Pamekasan kembali subur dan terbebas dari masa paceklik. Semenjak itulah akhirnya banyak masyarakat Pamekasan yang datang kepada mereka untuk belajar agama.
Sampai sekarang ini masyarakat yang berkunjung pun semakin banyak, tidak hanya dari daerah sekitar bahkan dari luar daerah pun banyak yang berdatangan ke tempat ini. Terutama saat menjelang Bulan Ramadhan dan Maulid Nabi dapat dipastikan jumlah peziarah yang datang akan semakin meningkat.
Menurut cerita sesepuh setempat, jika peziarah yang datang bersama dengan niat yang baik maka mereka akan mendapatkan ketenangan batin yang akan membuatnya betah berlama-lama di tempat itu, apalagi didukung dengan suasana tempatnya yang asri dan tenang.
Selama dalam perjalanan menuju ke tempat ini anda akan melewati jalanan aspal yang terbilang cukup bagus dengan lebar jalan sekitar tiga meter. Di tepi-tepi jalan nantinya anda pun akan sering menjumpai para pedagang yang menjual berbagai macam souvenir untuk oleh-oleh, seperti misalnya batik tulis khas Madura dan Rengginang lorjuk.
Setibanya di tempat ini anda akan melihat beberapa fasilitas umum yang sudah dibangun dan cukup memadai, seperti mushollah, penginapan dan tempat parkir. Dijamin akan semakin membuat nyaman bagi peziarah yang datang.
Tips
1. Gunakanlah pakaian yang sopan saat berkunjung kesini seperti memakai celana panjang berwarna hitam dan baju berwarna putih.
2. Bawalah perlengkapan pribadi anda secukupnya saja, jangan sampai malah merepotkan dalam perjalanan. Agar lebih hemat, tidak ada salahnya untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri sebelum berangkat.
3. Sebaiknya berangkatlah kesini pada pagi hari agar waktu anda dapat lebih panjang, lagipula pemandangan selama perjalanan pun cukup indah untuk di nikmati.
4. Jagalah selalu kesopanan saat berada di tempat ini, buanglah sampah pada tempatnya, hormati kearifan lokal yang berlaku dan bertanyalah kepada masyarakat setempat jika anda membutuhkan informasi.
5. Sempatkan diri anda untuk membeli souvenir nantinya sebagai oleh-oleh saat pulang ke rumah.
Berwisata religi merupakan liburan yang akan membuat anda lebih dekat dengan sang Pencipta. Banyak pelajaran positif yang bisa anda ambil nantinya setelah berkunjung kesana. Ajaklah serta teman dan keluarga anda saat mengunjunginya agar liburan dapat lebih menyenangkan. Selamat berwisata!
WISATA API ABADI

Setiap harinya, ada saja pengunjung asli orang Madura yang ingin bakar-bakar di api alam ini. Wisatawan api abadi di Pamekasan Madura dapat membawa sendiri ikan, jagung, atau apapun yang ingin di bakar. Bisa juga buat bakar foto mantan. Hehe. Ada juga penjual yang menjual jagung untuk dibakar oleh pengunjung. Sedangkan wisatawan yang dari luar Madura biasanya berkunjung ke api alam ini sekadar ingin tahu dan mengobati rasa penasaran.



Selain sebagai tempat wisata, masyarakat yang berjualan di sana tidak perlu membeli gas untuk memasak. Tak sedikit para penjual yang memanfaatkannya untuk memasak.

Sayang seribu sayang, Pemkab kurang perhatian. Jalan masuk sedikit rusak, tidak ada tempat berteduh dan intinya harap bersabar kalau mau berkunjung ke sana. Tetapi itu semua tidak mengurangi keeksotisan dan keajaiban Api Alam. Kalau Anda ke sana pertama kali, pasti kesan ‘ajaib’ akan muncul di benak Anda.


Benar-benar api alam loh. Tidak ada tungku, tidak ada gas, apalagi minyak tanah yang semakin mahal. Kalau apinya mati selepas hujan, pengunjung hanya tingggal mencongkel tanah di dalam pagar (karena lokasi titik apinya diberi pagar), menyulutnya dengan korek api, lalu muncullah api tanpa bahan bakar.


Masih tidak percaya ? Atau makin penasaran ? Langsung saja datang sendiri ke loksi Wisata Api Abadi Madura Pamekasan. Pintu masuk lokasi berada di akses jalan provinsi kok, jadi cukup mudah untuk wisatawan yang hendak berkunjung.  
PANTAI SAMBILANGAN
Pantai Sambilangan – Selain pulau Madura terkenal dengan produksi garamnya, pulau ini pula terkenal dengan banyak wisata pantainya karena memang pulau ini dikelilingi oleh pantai.
Salah satu pantai yang menarik untuk di kunjungi adalah pantai Sambilangan ini, dimana anda akan menemukan bangunan mercusuar yang sudah berumur sangat tua. Anda dapat naik ke atas bangunan dan menikmati panorama alam yang terbentang luas di hadapan mata.
Lokasi Dan Transportasi
Tidaklah sulit untuk menemukan lokasi pantai ini karena aksesnya sangat jelas dan jaraknya yang tidak begitu jauh dari Kota Bangkalan. Hanya berjarak sekitar tujuh Kilometer dari sebelah Selatan Kota Bangkalan atau lebih tepatnya berada di desa Sambilangan, Kecamatan Bangkalan, Madura.
Jika anda sebelumnya masih berada di Kota Surabaya, maka setelah menyeberangi jembatan Suramadu, anda dapat berbelok ke kiri menuju ke desa Labang lalu menuju Kecamatan Kamal dimana merupakan tempat dermaga kapal ferry, jika anda meneruskan perjalanan maka anda pun akan tiba di desa Sambilangan.
Jika anda berada di Kota Bangkalan hanya memakan waktu tempuh sekitar 45 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Jalan yang akan anda lalui akan melewati jalan aspal yang cukup bagus, jadi cukup aman untuk di lalui kendaraan baik mobil maupun motor.
Banyak tersedia jasa penyewaan mobil baik di Kota Surabaya maupun di Kota Bangkalan itu sendiri. Harga sewa rata-rata sekitar Rp 500.000*) – Rp 600.000*) dengan waktu pemakaian 12 jam per harinya. Harga tersebut tergantung dari jenis mobil yang akan anda sewa, biasanya mobil yang disewakan seperti APV, Xenia, Avanza dan Innova. Sudah termasuk pula dengan sopir dan bahan bakarnya.
Wisata
Pantai Sambilangan terbilang merupakan pantai yang masih terpencil dan sangat alami. Walaupun begitu saat anda tiba di pantai ini anda tetap akan dikenakan tiket masuk kendaraan. Untuk kendaraan mobil akan dikenakan tarif sebesar Rp 3.000*) sedangkan motor sebesar Rp 2.000*).
Kawasan pantai ini akan ramai dikunjungi wisatawan saat menjelang hari libur dimana pengunjung yang datang kesini rata-rata adalah masyarakat lokal setempat untuk berlibur baik bersama keluarga maupun dengan kekasih. Saat sudah masuk ke area pantai, anda akan melihat hamparan hutan bakau dan persawahan yang menghijau mengelilingi pantai.
Perairan Selat Madura dan perbukitan kapur pun turut menghiasi pemandangan di tempat ini. Tidak hanya itu, menjelang sore anda pun akan dapat menikmati panorama matahari tenggelam yang terlihat sangat jelas dari bibir pantai.
Sungguh pemandangan yang menyegarkan dan membuat betah bagi anda yang menyukai suasana tenang dan damai.
Terdapat pula tempat yang menarik untuk dikunjungi saat berada di pantai ini, yaitu sebuah bangunan tua mercusuar yang fungsi awalnya tetap digunakan sebagai sarana pelayaran.
Dapat dikatakan bangunan ini merupakan icon dari pantai Sambilangan itu sendiri. Bangunan mercusuar ini merupakan peninggalan dari zaman pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1879 yang diresmikan sendiri oleh ZW. Willem III.
Sekarang ini bangunan yang memiliki 17 lantai dengan ketinggian sekitar 90 Meter ini dijaga oleh petugas dan akan dibuka untuk umum pada pukul 08.00-15.00 WIB dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000*) per orangnya. Banyak pengunjung yang tertarik untuk naik ke atas bangunan ini, mulai dari pagi sampai sore hari dijamin anda akan melihat banyak antrian.
Setelah anda membeli tiket masuk, anda dapat naik menyusuri anak tangga yang melingkar menuju ke setiap lantainya. Pada bagian sisi tengah mercusuar terdapat lubang melingkar yang sepertinya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan barang.
Saat anda tiba di bagian tiap lantainya, anda dapat menikmati pemandangan sekitar dari balik kaca yang sudah tua bahkan sebagian sudah ada yang pecah. Semakin anda naik ke bagian atas lantai maka semakin terbuka pula pemandangan yang bisa anda lihat.
Apalagi jika anda sudah berada di lantai paling atas, dijamin anda akan terpukau dengan pemandangan yang tersaji. Dari sini anda dapat melihat secara luas hamparan hutan bakau dan persawahan yang berada di sekitar pantai, lebih memandang jauh anda akan melihat hamparan lautan lepas, aktivitas perahu nelayan dan kapal-kapal besar yang berlayar di sekitar perairan selat Madura.
Pemandangan akan semakin indah saat menjelang sore, dari atas sini anda dapat menikmati panorama terbenamnya matahari dengan hiasan air laut yang mulai berwarna merah kekuningan. Selain itu pula lampu-lampu kapal dan perahu nelayan yang mulai menyala akan menambah cantiknya pemandangan dari atas mercusuar ini.
Tips
1. Datanglah kesini pada pagi ataupun sore hari dan bawalah sunblock, topi atau payung jika tidak mau kulit anda terbakar ataupun menghitam karena Madura terkenal dengan suhu udaranya yang panas.
2. Persiapkan obat-obatan pribadi anda, hal ini berguna untuk pertolongan pertama disaat anda mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Bawalah pula bekal makanan dan minuman sendiri karena pantai ini masih minim sekali dengan pedagang makanan, selain itu pula untuk menghemat pengeluaran anda.
3. Berhati-hatilah saat sedang menaiki ataupun menuruni tangga mercusuar, selalu dengarkan instruksi yang diberikan oleh penjaga setempat. Begitu pula saat anda berada di atas bangunan, waspadalah dengan angin yang terkadang bertiup sangat kencang.
Jika anda sedang mempersiapkan liburan ke Madura maka pastikan anda mengunjungi Kota Bangkalan dan menuju Pantai Sambilangan ini. Menikmati sunset saat berada di atas mercusuarnya dijamin akan membuat anda terpukau dengan segala keindahan yang diberikan.
PANTAI SIRING KEMUNING
Sebagai negara maritim kepulauan dengan garis pantai membentang sepanjang95.181 km, sangat wajar kalau Indonesia memiliki banyak sekali pantai yang indah. Beberapa di antaranya sudah sangat terkenal hingga ke dunia internasional, sebut saja Pantai Kuta dan Pantai Sanur di Bali. Namun tidak sedikit pula yang masih tersembunyi sehingga keindahannya tidak banyak disaksikan mata manusia. Salah satunya Pantai Siring Kemuning di Bangkalan, Madura. Pantai Siring Kemuning terletak di desa Mecajah di Kecamatan Tanjung Bumi, berjarak sekitar 41 km ke arah utara Kota Bangkalan. Jika memulai perjalanan dari Kota Bangkalan, butuh waktu sekitar sejam dengan menggunakan sepeda motor untuk sampai di pantai ini. Sebaiknya gunakan kendaraan kendaraan pribadi karena belum ada angkutan umum yang mencapai daerah Pantai Siring Kemuning.
Di hari libur terutama di tahun baru, Pantai Siring Kemuning cukup ramai dikunjungi masyarakat dari luar Bangkalan. Kalau dilihat dari nomor polisi kendaraan roda dua atau roda empat yang parkir, sepertinya pengunjung di hari pertama 1 Januarai tahun baru 2012 kebanyakan berasal dari Surabaya. Kemungkinan besar mereka adalah para pengunjung Kota Bangkalan yang hendak menikmati kelezatan Bebek Sinjay Sambal Pecit yang sudah terkenal itu. Bisa juga mereka merupakan penggila Batik yang hendak berburu Batik Tanjung Bumi yang berlokasi tidak jauh dari Pantai Siring Kemuning.
pantai siring kemuning
Memasuki Pantai Siring Kemuning tidak dikenai biaya karcis tapi pengunjung harus membayar uang parkir dengan tarif Rp. 7000 untuk sepeda motor dan kemungkinan lebih untuk parkir mobil. Suasana di Pantai Siring Kemuning terlihat masih sangat alami, hampir tidak ada sentuhan polesan tangan manusia yang terasa. Sepertinya pesona tersembunyi Pantai Siring Kemuning masih luput dari perhatian pemerintah setempat. Hampir tidak ada fasilitas umum yang tersedia di pantai ini, bahkan kamar mandi dan toilet pun harus menumpang di rumah penduduk sekitar pantai. Di dekat gerbang masuk sebenarnya ada bangunan yang kemungkinan dibangun dengan peruntukan kamar mandi dan toilet, sayang sekali bangunan itu belum selesai sehingga tidak dapat digunakan.
pasir putih siring kemuning
Suasana di tepi Pantai Siring Kemuning cukup asri dan sejuk, di lokasi dekat pintu masuk terdapat pohon-pohon yang cukup rindang, cocok sekali digunakan untuk lesehan sekedar melepas penat selama perjalanan menuju pantai. Tapi jangan lupa dengan syaratnya, tikar atau alas untuk lesehan harus dibawa sendiri karena belum ada yang menyewakannya. Di tahun baru kemarin, pasir putih Siring Kemuning dihiasi oleh ombak sedang dan air yang cukup keruh. Kemungkinan karena malam sebelumnya hingga pagi, Bangkalan dan sekitarnya diguyur hujan cukup deras. Selain pasir putih, pantai Siring Kemuning di beberapa tempat juga dihiasi batu karang. Kalau membawa anak kecil, sebaiknya berhati-hati untuk melepaskan mereka di zona berbatu karang.
batu karang siring kemuning
Bagi pengunjung yang hendak bermain air dan ombak di pantai pasir putih Siring Kemuning juga diharapkan untuk berhati-hati karena menurut penduduk setempat ombak di pantai ini bertipe menyeret bukan mendorong. Ombaknya memang tidak terlalu besar tapi tidak ada salahnya juga untuk selalu berhati-hati terutama anak-anak dan pengunjung yang tidak mahir berenang.pengunjung siring kemuning
Ketiadaan rumah makan bisa jadi salah satu kekurangan lain pantai ini. Setelah lelah bermain dengan air dan ombak di atas pasir tentu saja pengunjung ingin mengisi perut yang kelaparan. Sayang sekali tidak banyak pilihan di Pantai Siring Kemuning, hanya ada dua warung penjaja rujak lontong khas Bangkalan. Jadi ada baiknya juga menyiapkan bekal jika hendak menghabiskan waktu hingga makan siang di pantai ini. Apalagi jarak yang harus ditempuh untuk sampai di Kota Bangkalan lumayan jauh.
pedagang di pantai siring kemuning
Di balik kelebihan dan kekurangannya, Pantai Siring Kemuning adalah obyek wisata di Kota Bangkalan yang patut dikunjungi. Semoga saja pemerintah setempat dapat memberikan sedikit perhatian untuk aset-aset wisata seperti ini supaya pesona-pesona tersembunyi keindahan negeri ini dapat dinikmati khalayak ramai.