Selasa, 09 Juni 2015

PASAREAN BATU AMPAR

Seperti hal nya di daerah lain, Madura pula mempunyai tempat wisata religi sekaligus memiliki nilai sejarahnya tersendiri yang sangat melekat erat dengan kehidupan masyarakat setempat. Pasarean Batu Ampar ini salah satunya, merupakan komplek makam para ulama yang di keramatkan dan disegani oleh masyarakat setempat. Dimana setiap harinya tempat ini tak pernah sepi dari para peziara.
Lokasi Dan Transportasi
Lokasi makam keramat Pasarean Batu Ampar ini berada di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Lebih tepatnya berada sekitar 15 Kilometer dari Pusat Kota Pamekasan atau sekitar satu jam perjalanan darat dengan kendaraan dari Kota Sampang.
Untuk menuju kesana tidak banyak angkutan umum yang bisa anda cari. Apalagi jika menjelang malam, dapat dipastikan tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi. Namun anda tidak perlu khawatir karena anda dapat memilih ojek sebagai angkutan alternatifnya.
Ongkosnya bermacam-macam, tidak ada harga khusus yang ditetapkan, untuk itu anda harus lebih pintar untuk menawarnya. Jika anda ingin lebih nyaman atau kebetulan datang berombongan maka sebaiknya anda menyewa mobil saja dari Kota.
Disana banyak tersedia jasa penyewaan mobil yang bisa anda gunakan. Jenis mobil yang disewakan seperti APV, Xenia, Avanza dan Innova. Tarif yang di pasang pun bermacam-macam, tergantung dari jenis mobil yang akan di sewa. Biasanya berkisar antara Rp 500.000*) – Rp 600.000*) per harinya dengan waktu pemakaian selama 12 jam. Dengan harga sewa tersebut anda tidak perlu lagi bingung karena rata-rata pihak penyedia jasa sudah menyertakan dengan sopir dan bahan bakarnya pula.
Wisata Dan Sejarah Singkat
Batu Ampar berasal dari Bahasa Madura yang berarti Bato (batu) dan Ampar (berserakan secara teratur), maksudnya batuan yang terhampar secara rapi dan teratur. Pasarean Batu Ampar merupakan tempat makam KH. Abdullah yang merupakan putra dari KH. Abdul Kidam dan Nyai Asri. Beliau pula memiliki nama lain yang lebih dikenal dengan nama Bindara Bungso.
Menurut cerita saat itu pada waktu KH. Abdullah beranjak dewasa, beliau di asuh oleh pamannya yang bernama KH. Abdul Rachman dan di pesantren kakeknya yang bernama KH. Khotib Sendang beliau belajar ilmu agama. Saat itu KH. Abdullah diajak sang Paman berangkat menuju Alas Raba Pamekasan untuk mengajarkan agama Islam atas dasar nasihat dari gurunya.
Pada saat mereka berangkat, Pamekasan pun mendapat musibah paceklik yang berkepanjangan. Sampai pada suatu malam Raja Pamekasan sendiri mendapat mimpi tentang keberadaan KH. Abdullah dan pamannya di Alas Raba Pamekasan dan karena mimpinya itu, keesokan harinya sang Raja pun bergegas menuju Alas Raba untuk mencari mereka berdua.
Setibanya disana sang Raja akhirnya terkejut saat bertemu dengan mereka, ternyata mimpinya saat itu benar. Atas dasar itulah akhirnya Raja memberi titah kepada patihnya untuk mendirikan sebuah rumah dan langgar yang nantinya akan di urus oleh KH. Abdullah dan Pamannya.
Setelah bangunan yang di perintahkan itu selesai dibuat, saat itulah hujan pun kembali turun yang akhirnya membuat bumi Pamekasan kembali subur dan terbebas dari masa paceklik. Semenjak itulah akhirnya banyak masyarakat Pamekasan yang datang kepada mereka untuk belajar agama.
Sampai sekarang ini masyarakat yang berkunjung pun semakin banyak, tidak hanya dari daerah sekitar bahkan dari luar daerah pun banyak yang berdatangan ke tempat ini. Terutama saat menjelang Bulan Ramadhan dan Maulid Nabi dapat dipastikan jumlah peziarah yang datang akan semakin meningkat.
Menurut cerita sesepuh setempat, jika peziarah yang datang bersama dengan niat yang baik maka mereka akan mendapatkan ketenangan batin yang akan membuatnya betah berlama-lama di tempat itu, apalagi didukung dengan suasana tempatnya yang asri dan tenang.
Selama dalam perjalanan menuju ke tempat ini anda akan melewati jalanan aspal yang terbilang cukup bagus dengan lebar jalan sekitar tiga meter. Di tepi-tepi jalan nantinya anda pun akan sering menjumpai para pedagang yang menjual berbagai macam souvenir untuk oleh-oleh, seperti misalnya batik tulis khas Madura dan Rengginang lorjuk.
Setibanya di tempat ini anda akan melihat beberapa fasilitas umum yang sudah dibangun dan cukup memadai, seperti mushollah, penginapan dan tempat parkir. Dijamin akan semakin membuat nyaman bagi peziarah yang datang.
Tips
1. Gunakanlah pakaian yang sopan saat berkunjung kesini seperti memakai celana panjang berwarna hitam dan baju berwarna putih.
2. Bawalah perlengkapan pribadi anda secukupnya saja, jangan sampai malah merepotkan dalam perjalanan. Agar lebih hemat, tidak ada salahnya untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri sebelum berangkat.
3. Sebaiknya berangkatlah kesini pada pagi hari agar waktu anda dapat lebih panjang, lagipula pemandangan selama perjalanan pun cukup indah untuk di nikmati.
4. Jagalah selalu kesopanan saat berada di tempat ini, buanglah sampah pada tempatnya, hormati kearifan lokal yang berlaku dan bertanyalah kepada masyarakat setempat jika anda membutuhkan informasi.
5. Sempatkan diri anda untuk membeli souvenir nantinya sebagai oleh-oleh saat pulang ke rumah.
Berwisata religi merupakan liburan yang akan membuat anda lebih dekat dengan sang Pencipta. Banyak pelajaran positif yang bisa anda ambil nantinya setelah berkunjung kesana. Ajaklah serta teman dan keluarga anda saat mengunjunginya agar liburan dapat lebih menyenangkan. Selamat berwisata!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar