LAPORAN HASIL WAWANCARA BENTUK DIALOG
Tema : Kiat Memilih Perguruan
Tinggi Yang Baik
Narasumber : Drs.Rofi’i
Pewawancara : Humayiroh (05)
Yuliana Anggun Pertiwi (19)
Waktu : Kamis, 20 Maret 2015
Pewawancara : “Menurut Bapak
sebagai guru Bk, melanjukan ke perguruan tinggi negeri itu penting atau tidak?
Mengapa?”
Nara sumber : “Sangat
penting, diusahakan siswa siswi itu
lanjut ke perguruan tinggi negeri
terutama bagi siswi karena kebanyakan anak perempuan yang telah lulus
SMA pada zaman sekarang itu langsung di nikahkan oleh orang tuanya”
Pewawancara : “Menurut Bapak, ciri-ciri perguruan tinggi
yang bagus itu seperti apa?”
Narasumber : “Dari
tingkatannya dan akreditasinya di setiap fakultas, akreditasinya itu ada yang A
dan ada yang B. Jika akreditasinya itu belum A dan belum B maka kualitas
perguruan tinggi itu belum baik”
Pewawancara : “Apakah kualitas perguruan tinggi itu hanya
dilihat dari status akreditasinya saja?”
Narasumber : “Tentu saja
tidak. Kualitas perguruan tinggi itu juga bisa dilihat dari hasil luluan atau
output dari kelulusan universitas itu, baik ataukah tidak”
Pewawancara : “Bagaimana kiat memilih perguruan tinggi
yang baik?”
Narasumber : “Kiatnya ini
tergantung dari siswa itu sendiri, guru BK tidak memberikan kiat khusus secara
detail kepada siswa. Sarannya itu jangan memilih perguruan tinggi yang banyak
peminatnya karena kemungkinan untuk dierima akan sangat kecil. Kiat khususnya
itu ya tadi itu jangan memilih prodi yang banyak peminatnya, yang menentukan
diterima atau tidaknya adalah banyaknya alumni dari sekolah ini, misalnya jika
di UNAIR banyak alumni MAN Bangkalan kemungkinan untuk diterima di perguran
tiggi UNAIR tersebut besar”
Pewawancara : ”Terkadang siswa
masih bingung dengan kemampuannya untuk menentukan sebuah fakultas, agaimana
solusinya?”
Narasumber : “Memang siswa
sering kebingungan dalam mmenentukan sebuah fakultas, bingung itu sendiri
muncul karena beberapa faktor. Yang pertama restu orang tua, banyak orang tua
yang melarang anaknya untuk lanjut ke perguruan tinggi di luar kota terutama
anak putri. Untuk mengatasi rasa bingung itu perlu ada konsultasi ke BK
sehingga BK bisa memberikan arahan. Jika
ada siswa yang tidak diperbolehkan untuk lanjut ke peguruan tinggi maka BK akan
memberikan tips kepada siswa agar bisa meyakinkan orang tuanya”
Pewawancara : “Bagaimana
pendapat anda mengenai keputusan anak yang memilih perguruan tinggi high class
sementara terkendala oleh kualitas anak itu sendiri?”
Narasumber : “Memang hal
seperti ini yang kami arahkan,jika ada anak seperti ini saya katakan terkadang
anak itu gengsi karena keinginannya untuk lanjut ke perguruan tinggi yang high
class saya selalu mengatakan kepada siswa untuk melihat nilai mereka, lihat
kemampuan orang tua ntuk membiayai, lihat bagaimana keluarga siswa itu setuju
atau tidak. Saya memang selalu menekankan kepada siswa agar tidak terjadi hal
seperti ini. Siswa yang tidak mempunyai kemampuan terutama dalam bidang
akademik jangan sampai terjatuh dan bagi siswa yang memiliki prestasi dan
kemampuan yang lebih tentu kami giring ke perguruan tinggi yang high class.”
Pewawancara : “Terkadang
pemilihan perguruan tinggi seorang anak berbbeda denga pilihan perguruan tinggi
orang tua, bagaimmana solusinya?”
Narasumber :” Perbedaan itu
memang ada tapi tidak banyak. Terutama bagi perempuan, karena banyak yang
menginginkan untuk kuliah di luar kota. Mereka khawatir, kebanyakan orang tua
itu kan tidak mengeri tentang apa itu perguruan tinggi, program study dan
semacamnya. Disini anak memang harus dekat dengan orang tuanya bahkan kami juga
pernah mendatangkan orang tua siswa untuk ikut berkonsultasi tentang perguruan
tinggi. Anak juga harus terus bisa meyakinkan orang tuanya agar dia bisa lanjut
ke perguruan tinggi sehingga bisa ditemukan titik temu antara orang tua dan
anak.”
Pewawancara : Untuk siswa yang
terkendala biaya namun dia memiliki kemampuan, adaka solusi yang tepat agar dia
bisa lanjut ke perguruan tinggi?
Narasumber : Selama tiga/empat
tahun ini ada program Bidikmisi. Program Bidikmisi ini memang diperuntukkan
bagi siswa yang memiliki kemampuan dan prestasi namun terkendala oleh biaya.
Meskipun seperti itu kami juga terus menekankan kepada siswa- siswi yang belum
memiliki prestasi untuk mencoba layak atau tidak anak itu untuk ikut di jalur
Bidikmisi. Layak yang saya maksudkan disini adalah anak yang memang memiliki
prestasi tetapi miskin. Miskin yang saya maksudkan adalah orang tua tidak mampu
membiayai anaknya berkuliah karena penghasilan yang minim.
Pewawancara :”Apa tips yang baik dalam memilih perguruan
tinggi?”
Narasumber : “Untuk tips
dalam memilih perguruan tinggi kami tidak bisa menjawab secara detail, kadang-
kadang anak itu memilih prguruan tinggi karena bakat dan minatnya. Saya
menyarankan kepada anak agar tidak memilih prodi secara asal-asalan karena itu
akan berakibat buruk bagi anak itu sendiri nantinya.”
Pewawancara : “Perbedaan masuk
perguruan tinggi negeri sekarang dengan tahun-tahun yang lalu itu apa Pak?”
Narasumber : “Ada perbedaan
memang , mungin karena Kemendikbudnya Anis Bawedan memberi kebijakan bahwa
SNMPTN itu tidak ada prodi untuk UIN, IAIN dan STAIN. Nanti prodi agama itu
hanya ada di PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yaitu di UIN, IAIN
dan STAIN. Tidak hanya itu saja, untuk prodi bahasa jumlahnya juga terbatas.”v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar