Senin, 16 Maret 2015

RESENSI NOVEL "KAU SEGALANYA BAGIKU"


Judul                  : Kau Segalanya Bagiku
Pengarang          : Maria Cecilia
Tebal Buku         : 128 halaman
Tokoh                 : -Yulia
                           -Bastian
                           -Heru
                           -Reza
                           -Mama Yulia
                           -2 Orang Penjahat
Sinopsis :
           Malam ini adalah malam Senin,malam yang jarang sekali masih ada orang yang melem sampai larut malam.Itu sebabnya bertugas siaran pada Minggu malam memang paling hebat dan paling berat.
            Setiap Minggu malam aku bertugas dengan Dido pada dua jam terakhir.Masalahnya mahkluk yang satu ini paling rajin bolos.Apalagi kalau hujan seperti sekarang.Kriiing…!!!Suara telepon masuk berbunyi.Aku tercekat,ah..akhirnya ada juga yang mau meluangkan waktu menekan nomor-nomor telepon stasiun pemancar radio.Semoga saja dari seseorang pendengar yang mau menemaniku.
             Dengan bekal keterangan dan data teman-teman Yulia,aku mengadakan penyelidikan.Aku menguntik mereka ketempat-tempat yang biasa dijadikan tempat mereka berkumpul setiap malam Minggu dan malam-malam tertentu.
              Aku manggut-manggut kemudian setelah panjang lebar aku dan Herman ngobrol,akhirnya aku pun pamit.Namun sebelum pergi,aku menanyakan,tempat tinggal komplotan yang dulu pernah menipu perusahaan tempat Herman bekerja.
              Sambil berdiri menyandar pada tiang dekat tempat duduk supir,pemuda itu menyanyikan lagu balada diiringi petikan gitarnya.
              Setelah puas jalan-jalan keliling kota,kami pun kemudian singgah disebuah restoran siap saji untuk mengisi perut.Lalu kamipun menikmatinya dengan lahap,sehingga tanpa terasa,makanan utama telah habis disantap,kini kami menikmati es krim pelan-pelan.
               Sudah larut malam.Jam saat itu sudah menunjukkan angka 23.30,sementara suara manja itu masih belum menunjukkan kelelahan.Celotehnya masih seriang burung-burung menyambut fajar di pagi yang cerah,menceritakan kejadian lucu tadi siang di sekolahnya.
               Semakin hari aku semakin tak dapat melupakan dirinya.Bayangannya setiap saat selalu memenuhi anganku.Tengah aku melaju dengan sepeda motor tuaku,tiba-tiba sebuah mobil kijang melintur menjejeriku dan mengancam ku dengan sebilah pisau agar menjauhi Yulia,kemudian mereka memukuliku.
                 Entah dari mana Yulia tahu,kalau aku sakit.yang jelas siang menjelang sore keesokan harinya.Yulia dating kerumah menjengukku.Tentu saja aku menduga kalau akan datang jadi kaget dan gugup selama pembicaraannya,jelas sekali ia sangat emosional.Mungkin karena di pengaruhi kebenciannya pada Reza.Sebaliknya,aku jadi semakin kritis,tidak begitu saja terpengaruh pendapat Yulia.Aku harus hati-hati menghadapi masalah ini.
              Hari itu Herman mendapat telepon entah dari mana dan dari siapa telepon itu,yang jelas aku melihat temanku itu dengan wajah serius dan tegang,meletakkan gagang telepon.Saat itu kami berdua dengannya dalam acara terakhir.
              Kedua polisi itu sangat menghargai ideku,dan berjanji akan menjamin kerahasiaanidentitasku,maka kusampaikan informasi tentang para pengedar narkotika dan obat-obatan terlarang disekolah Yulia.
              Meski kami jarang bertemu,namunYulia selalu menyuratiku sekali-kali aku membalasnya bila perlu,isi surat Yulia kebanyakan berupa pengaduan perasaan hatinya yang tertekan atau mengungkap kenangan manis yang pernah kami alami.
              Dalam surat yang baru ku terima,Yulia mengabarkan tentang tes semester genap yang telah selesai dijalani,tinggal menunggu hasilnya.Juga Yulia menceritakan suasana di rumahnya yang akhir-akhir ini bermasalah dan tidak harmonis.
                Kasus ayah Yulia dalam waktu dekat akan segera di sidangkan.Setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit,ibu Yulia dibawa saudaranya ke Bogor.Sedangkan Yulia diminta tinggal di Yogyakarta oleh neneknya.Di sanapun ada keluarga pamannya.
                  Kereta api pagi jurusan Yogyakarta perlahan mulai bergerak.Dari balik kaca salah satu jendelanya.Yulia melambaikan tangan.Aku membalasnya,sambil berjalan mengikuti gerak kereta.Berulang kali ku melihat ia mengusap sudut-sudut matanya.
                 Gerak kereta semakin lam semakin cepat.Akhirnya aku menghentikan langkahku.Aku jadi teringat kata-kata Kahlil Qibran “Orang tidak dapat meraih fajar,kecuali melalui perjalanan malam”.   



Resensator : Humayiroh

1 komentar: