Contoh Teks Narasi Wawancara
NARASI KIAT MEMILIH PERGURUAN TINGGI YANG BAIK
Pada siang hari itu, kami melakukan wawancara
kepada Bapak Rofi’i, koordinator BK (Bimbingan Konseling) MAN Bangkalan yang
kebetulan pada saat itu beliau sedang tidak ada jadwal mengajar. Untungnya saya
datang tepat waktu sehingga bisa berwawancara dengan beliau. Suasana selama
wawancara berlangsung sangat santai meskipun kami merasa sedikit terganggu
dengan kegaduhan siswa siswi di luar ruang BK karena pada saat itu bertepatan
dengan jam ujian praktik di kelas XII. Beliau menyamnut kami dengan senang hati
ketika kami mengutarakan topik wawancara kami kali ini adalah ‘Kiat Memilih
Perguruan Tinggi yang Baik’.
Melanjutkan ke perguruan tinggi negeri menurut Bapak Rofi’i itu sangat penting,
siswa siswi harus berusaha untuk melanjutkan ke perguruan tinggi terutama bagi
siswi karena kebanyakan anak perempuan yang telah lulus SMA langsung dinikahkan
oleh orangtuanya.
Bapak Rofi’i menjelaskan bahwa ciri-ciri perguruan
tinggi yang bagus itu bisa dilihat dari tingkatan dan akreditasinya di setiap
fakultas. Jika akreditasinya itu belum A dan belum B maka, kualitas perguruan
tinggi itu belum baik. Akan tetapi, Bapak Rofi’i jugga mengatakan bahwa
kualitas suatu perguruan tinggi itu tidak bisa hanya dilihat dari status
akreditasinya saja melainkan juga dilihat dari hasil lulusan atau output dari kelulusan universitas itu,
baik ataukah tidak.
Sedangkan kiat untuk memilih perguruan tinggi yang
baik menurut pendapat Bapak Rofi’i sebagai guru BK di MAN Bangkalan adalah tergantung
dari siswa itu sendiri, guru BK tidak memberikan kiat khusus secara detail
kepada siswa. Guru BK hanya memberikan saran yaitu siswa jangan sampai memilih
perguruan tinggi yang terlalu bnyak peminatnya karena kemungkinan untuk
diterima akan sangat kecil. Kiat khususnya adalah jangan memilih prodi yang
banyak peminatnya, yang menentukan diterima atau tidaknya adalah banyaknya
alumni MAN Bangkalan yang diterima di universitas tersebut misalnya, jika di
UNAIR banyak alumni MAN Bangkalan kemungkinan untuk diterima di universitas
UNAIR tersebut akan besar.
Menurut Bapak Rofi’i siswa yang masih bingung untuk
menentukan sebuah fakultas itu memang sering terjadi. Bingung itu sendiri
muncul karena beberapa faktor. Yang pertama restu orang tua, banyak orang tua yang
melarang anaknya untuk lanjut ke
perguruan tinggi di luar kota terutama anak putri. Untuk mengatasi rasa bingung
itu perlu adanya konsultasi ke BK sehingga BK bisa memberikan arahan. Jika ada
siswa yang tidak diperbolehkan untuk lanjut ke perguran tinggi maka BK akan
memberikan tips kepada siswa agar bisa meyakinkan orangtuanya
Mengenai keputusan anak yang memilih perguruan tinggi high class sementara terkendala oleh kualitas
anak itu sendiri, Bapak Rofi’i mengatakan bahwa hal seperti itu yang mereka
arahkan, jika ada anak seperti itu terkadang disebabkan oleh rasa gengsi anak
itu sendiri yang memiliki keinginan tinggi untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi yang high class. Pak Rofi’i
selalu mengatakan kepada siswa untuk melihat nilai mereka, melihat kemampuan
orangtua untuk membiayai, melihat bagaimana keluarga siswa itu setuju atau
tidak. Pak Rofi’i juga selalu menekankan kepada siswa agar tidak terjadi hal
seperti ini. Siswa yang tidak mempunyai kemampuan terutama dalam bidang
akademik jangan sampai terjatuh dan bagi yang memiliki prestasi serta kemampuan
yang lebih tentu tim BK akan menggiring mereka ke perguruan tinggi yang high class.
Beliau juga menyampaikan perbedaan antara orangtua
dan anak dalam menentukan perguruan tinggi itu memang ada tetapi tidak banyak.
Terutama bagi perempuan, karena banyak yang menginginkan untuk berkuliah di
luar kota. Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai perguruan tinggi, program
study dan semacamnya menimbulkan kekhawatiran mereka kepada anak. Disini anak
memang harus dekat dengan orangtuanya bahkan tim BK juga pernah mendatangkan
orangtua siswa untuk ikut berkonsultasi tentang perguruan tinggi. Anak juga harus terus bisa meyakinkan
orangtuanya agar dia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga bisa
ditemukan titik temu antara orangtua dan anak.
Untuk siswa yang terkendala biaya untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi namun dia memiliki kemampuan secara akademik Bapak Rofi’i
menjelaskan bahwa selama tiga atau empat tahun ini ada program Bidikmisi. Jalur
bidikmisi ini memang diperuntukkan bagi siswa siswi yang memiliki kemampuan
secara akademik dan prestasi namun terkendala oleh biaya. Meskipun seperti itu
tim BK juga terus menekankan kepada siswa siswi yang belum memiliki pestasi
untuk mencoba untuk ikut jalur bidikmisi tersebut agar mengetahui layak atau
tidak anak itu dijalur bidikmisi. Layak yang beliau maksudkan disini adalah
anak yang memang memiliki prestasi tetapi miskin. Miskin yang beliau maksudkan
adalah orangtua tidak mampu membiayai anaknya berkuliah karena penghasilan yang
minim.
Untuk tips dalam memilih perguruan tinggi Bapak
Rofi’i menjelaskan bahwa dia tidak bisa menjawab secara detail, kadang-kadang
ada anak yang meemilih perguruan tinggi karena bakat dan minatnya. Beliau
meyarankan kepada anak agar tidak memilih prodi secara asal-asalan karena itu
akan berakibat buruk bagi anak itu sendiri nantinya
Menurut pendapat Bapak Rofi’i ada perbedaan masuk
ke perguruan tinggi negeri sekarang dengan tahun-tahun yang lalu mungkin karena
kemendikbudnya Anis Bawedan yang memberi kebijakan bahwa SNMPTN itu tidak ada
untuk UIN, IAIN, STAIN. Nantinya prodi agama hanya ada di PTKIN (Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yaitu di UIN, IAIN, dan STAIN. Tidak hanya itu
saja, untuk jurusan bahasa jumlahnya juga terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar