KARAPAN SAPI
Karapan Sapi adalah acara
khas masyarakat Madura yang di gelar setiap tahun pada bulan bulan tetentu.
Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang di paksa
untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finish. Joki tersebut berdiri
menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi. Panjang lintasan
pacu kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1
menit.
Selain di perlombakan,
karapan sapi juga merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi yang prestis dan
bisa mengangkat status sosial seseorang. Bagi mereka yang ingin mengikuti
perlombaan karapan sapi, harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk
melatih dan merawat sapi-sapi yang akan bertanding sebelumnya. Sapi karapan diberikan
aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di
arena karapan.
Bagi masyarakat Madura,
Kerapan dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau.
Untuk saat ini, selain sebagai ajang yang membanggakan, kerapan sapi juga
memiliki peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi, yaitu sebagai
kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan, peran magis religious; misal adanya
perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan
adanya mantra-mantra tertentu.
Terdapat seorang 'dukun' yang akan
'mengusahakan'nya. Pada setiap tim pasti memiliki seorang 'dukun' sebagai tim
ahli untuk memenangkan perlombaan.Prosesi awal dari karapan sapi ini adalah
dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan
diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen.
Babak pertama adalah
penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan
juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok
menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar